Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tari Adat Alusu Bone

Ada yang menarik ketika saya tiba di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu. Kabupaten ini masih melestarikan budaya leluhur dengan sangat menghargai setiap tamu yang datang berkunjung.


Riri Sandjojo bersama  Koesni Harningsih Moeldoko selaku pengurus OASE Kabinet Kerja Jokowi-JK dipandu masuk ke dalam rumah dinas jabatan Bupati Bone, Rabu (10/4/2019)/ Sigit Purwanto

Sebagaimana tamu kerajaan Bone di masa lampau, tamu istimewa yang datang ke kabupaten Bone akan disambut oleh rangkaian Tari Alusu atau Sere Alusu. Konon, tarian ini sudah ada sejak Raja Tomanurung (Raja Bone I) yang berkuasa pada abad ke 14 Masehi.

Saat saya melihat langsung prosesi penyambutan tamu ini, saya melihat para penari dilengkapi dengan atribut pakaian daerah, make up yang sangat cantik, dan ragam properti tarian yang sangat filosofis. Menariknya, tarian ini juga diiringi langsung oleh musik tradisional secara live oleh para seniman daerah.

Bayangkan saja, jika setiap hari ada satu atau dua saja tamu istimewa yang berkunjung, maka setiap hari pula para penari ini menyambut tamu-tamu tersebut. Saya sangat kagum bagaimana Kabupaten Bone mengajarkan kita untuk menghargai dan memperlakukan istimewa setiap tamu yang berkunjung.

Tamu istimewa yang datang ke Kabupaten Bone akan dilakukan penjemputan adat diawali dengan pemayungan menggunakan payung emas milik Kerajaan Bone diiringi tarian alusu. Pemayungan payung berbentuk segi empat ini menandakan tamu yang disambut telah menyatu bersama langit Bone.

Para tamu yang biasanya dijemput langsung oleh Bupati atau istri dari Bupati Bone ini kemudian berjalan di atas karpet merah berlapis kain putih yang dipandu oleh para penari. Di pertengahan jalan, tamu dipersilahkan menginjak kendi dan kembali berjalan ke dalam rumah jabatan.

Tari Alusu sendiri merupakan simbol dari sikap lemah lembut dan kesucian dalam menerima tamu mulia yang berkunjung ke Kerajaan Bone. Dikutip dari telukbone.id, makna tari alusu sendiri berdasarkan gerakan-gerakan tarian di antaranya gerakan 'sere langko' yang menandakan permohonan keselamatan, melukiskan persatuan dan kesatuan, saling memperingatkan demi kebaikan; selanjutnya gerakan 'sere lemma' menandakan keluwesan dan budi pekerti yang tinggi; dan gerakan 'sere patampa dan sere moloku' yang menggambarkan semangat kepahlawanan dan cinta tanah air.

Nama tarian alusu diambil dari nama properti tarian yang disebut lalosu. Lalosu merupakan seruas bambu yang dibungkus anyaman daun lontar dengan salah satu sisi ujung dibentuk seperti kepala ayam jantan, burung nuri atau alo (burung enggang), sedangkan pada sisi ujung lainnya berbentuk seperti ekor unggas. Selanjutnya, bagian badan lalosu dibungkus menggunakan kain warna merah atau kuning.

1 komentar untuk "Tari Adat Alusu Bone"

  1. While severe competition is going on overseas, the revenue for Korean social on line casino games is displaying a gradual upward pattern, as Anipang Go-Stop joins the cellular competition of Netmarble, Hangame and Neowiz. In 2011, there was a giant push to chill out 1xbet korea gambling legal guidelines and to make gambling extra accessible Koreans. With every team taking part in} 144 games within the regular season, a lot of|there are many} betting opportunities. The KBO League culminates in its championship series, generally known as|often recognized as} the KBO Korean Series. The prime 5 groups advance to a stepladder playoff system that includes a wild card recreation, semi-playoffs, playoffs, and a better of seven series for the title.

    BalasHapus