Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerita Rahasia Ayah

Suatu sore, ayah menceritakan sesuatu yang tak pernah ia ceritakan kepada siapapun bahkan ibu. Hanya aku dan adikku yang pernah mendengar cerita ini. Kami adalah orang pertama.

Ayah pernah terpuruk. Kehilangan sebuah harta yang mungkin tak seberapa bagi sebagian orang. Tapi sangat besar nilainya bagi orang yang tak kaya seperti ayah.

Ia kehilangan sesuatu yang ia tabung sedikit demi sedikit. Memeras keringat begitu keras setiap harinya. Harta itu sebenarnya tak hilang. Hanya dirampas dengan cara yang licik oleh sahabatnya sendiri. Orang yang ia percaya.

Ayah sangat terpuruk. Ia berpikir keras bagaimana cara mengembalikan harta yang ia tabung untuk masa depan anaknya itu. Tapi ayah tak ingin membebani ibu. Ayah tak ingin cengeng di depan semua orang. Hingga akhirnya ayah ikhas dan bermunajat kepada tuhan. Dalam doa ia berkata:

"Tuhan, kuikhlaskan semuanya, tak akan kutuntut, tak akan ada dendam. Kumohon jadikan ini sebagai tabungan yang tak terlihat untuk pendidikan anak-anakku kelak. Amin."

Mataku berkaca-kaca. Kulihat adikku juga. Kami berdua hanya saling memandang. Butuh waktu kurasa hampir satu menit hingga akhirnya sebuah kalimat keluar dari mulutku. Kubilang pada ayah:

"Semua doa ayah terkabul. Tuhan bahkan telah mengembalikan harta itu jauh lebih besar dari apa yang ayah inginkan. Dari apa yang ayah bayangkan. Lihatlah aku dan adik. Kami berdua duduk di bangku kuliah. Aku bahkan telah melanjutkan kuliah hingga magister di saat orang-orang di sekelilingku bahkan tak lulus Sekolah Menengah Atas. Rezeki yang kami dapatkan untuk menempuh pendidikan adalah uang ayah yang selama ini ayah simpan untuk kami dalam doa. Tuhan benar-benar telah mengabulkan doa ayah."

("Terimakasih ayah," batinku lirih)

Mendengar cerita ayah benar-benar memukulku agar tak berprasangka sombong. Segala jalan dan kemudahan rezeki dalam aku menempuh berbagai jenjang pendidikan dan keilmuan ini ternyata semua bersumber dari ayah. Semua adalah harta ayah. Jikalaupun sekarang aku telah membayar biaya pendidikan tanpa melibatkan ayah, itu bukan uangku, itu adalah uang ayah yang telah ia simpan dan dibayarkan tuhan melalui pekerjaanku. Tuhan telah membayarnya dengan cara dan waktu terbaik.

Semua hasil kerja kerasku adalah hasil dari kerja keras ayah dan ibu di masa lalu. Keselamatanku adalah doa ayah dan ibu yang tak pernah luput dari telinga tuhan. Doa ayah dan ibulah yang telah membawaku berjalan dalam kebaikan. Ternyata tak seorang anak pun berhak tinggi hati. Sebab apapun yang diraihnya, tak kan diraih tanpa ikhtiar dan doa dari orang-orang terkasih terutama ayah dan ibu. Love you so much my parent. All the best for you.

Posting Komentar untuk "Cerita Rahasia Ayah"